Di dalam Alkitab terdapat 4 kata kasih, yaitu:
- filia
- eros
- storge
- agape.
Ini adalah bentuk-bentuk kasih yang bisa ada di dalam diri
manusia secara umum maupun yang sudah menjadi anak-anak Tuhan. Namun,
mari kita coba renungkan lebih dalam bahwa apabila kasih-kasih tersebut
tidak berpusat pada kasih agape, maka kasih-kasih ini dapat berbersifat
egois, kejam, dan manipulatif dalam relasi satu dengan yang lain.
Kasih filia sering disebut sebagai brotherly love, yaitu kasih
persahabatan di antara saudara, atau teman. Kasih seperti ini jelas
secara natural bisa timbul misalnya apabila kita merasa senang mengobrol
dengan seseorang, merasakan kecocokan, nyaman sharing dan sebagainya.
Akan tetapi kalau kasih ini tanpa diterangi kasih agape, persahabatan
yang terjalin sebenarnya akan menjadi sempit sekali. Perasaan yang ada
seringkali hanyalah: ’aku mengasihi engkau selama engkau masih setia,
tidak merubah sikap, dan masih cocok dengan seleraku.’ Di kedalamannya,
kasih filia yang berdiri sendiri hanyalah suatu kasih yang egois, kejam
dan mencengkeram.
Kasih eros diidentikkan sebagai romantic love, yakni perasaan yang
terdapat di antara pasangan lawan jenis atau lovers. Serupa dengan
filia, apabila eros tidak didasari dengan agape maka yang ada hanyalah
sifat ingin memiliki dan menikmati secara egosentris. Memang, dapat
dikatakan bahwa ada cinta di dalamnya, tapi kasih ini bisa jatuh menjadi
alat untuk memenuhi keinginan sendiri saja, misalnya hanya mau memenuhi
kepuasan seksual.
Kasih storge adalah motherly love (juga berlaku bagi ayah); mungkin ini
tipe yang lebih relevan dengan pembahasan kita. Kasih macam ini adalah
kasih yang penuh kebaikan, pengorbanan dan kesungguh-sungguhan. Akan
tetapi, apabila tidak ada terang kasih agape dalam relasi orangtua dan
anak ini, maka kasih yang ada dapat bersifat subjektif, memanjakan atau
memaksakan kehendak atas nama kasih. Seringkali orangtua berkata bahwa
anak mereka harus menjadi orang yang pintar dan mengejar profesi yang
tinggi. Pastinya, hal ini di dalam pikiran mereka merupakan sesuatu yang
baik bagi anak itu, dan mereka pun berkorban serta berjuang supaya anak
mereka dapat mencapai prestasi tersebut. Akan tetapi hal ini menjadi
salah karena terdapat unsur pemaksaan. Apa yang ada dalam pikiran
orangtua belum tentu sesuai dengan karunia dan kemampuan yang diberikan
Tuhan kepada sang anak. Tanpa agape, kasih storge bisa menjadi salah dan
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Maka dari itu, dapat dilihat bahwa komunikasi antara orangtua dan anak
harus diwarnai / atau didasari dengan kasih agape, kasih yang penuh
anugerah dan kebenaran; yakni bukan memaksakan kehendak diri tapi
memimpin anak dalam kebenaran. Kasih yang memperhatikan, merawat dan
memberikan yang terbaik seperti apa yang Tuhan sendiri lakukan, dengan
bijaksana yang dari Tuhan.